Tips Jitu Mengelola Keuangan Usaha Kecil: Dijamin Usaha Kamu Gak Gampang Tumbang - Sekolah Manajemen Online, Bisnis dan Karir
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tips Jitu Mengelola Keuangan Usaha Kecil: Dijamin Usaha Kamu Gak Gampang Tumbang

3 Cara Simple Mengatur Keuangan Usaha Kecil agar Tetap Sehat & Tahan Lama

3 Cara Simple Mengatur Keuangan Usaha Kecil agar Tetap Sehat & Tahan Lama

Cara mengatur keuangan usaha: Kalau saya jujur, masalah klasik yang sering banget saya dengar dari pemilik usaha kecil adalah: “Uangnya ada, omzet masuk, tapi kok rasanya habis begitu saja?” 🤔

Kamu pernah ngalamin juga? Tenang, kamu nggak sendirian. Faktanya, banyak usaha kecil di Indonesia gagal bertahan bukan karena produknya nggak laku, tapi karena manajemen keuangan yang berantakan. Makanya, saya mau berbagi 3 cara simple yang bisa langsung kamu terapkan supaya usaha tetap sehat, tahan lama, dan nggak gampang goyah.

📌 Saya juga sudah siapkan template monthly budgeting yang bisa kamu download di sini 👉 Download Template Budgeting

Cara Simple #1: Catat Semua Pemasukan dan Pengeluaran

Kenapa pencatatan penting?

Pernah dengar istilah “uang hilang tanpa jejak”? Itu biasanya terjadi kalau kamu tidak punya pencatatan keuangan. Sekecil apa pun transaksi—jual 1 produk atau sekadar beli plastik kemasan—harus masuk catatan. Tanpa pencatatan, kamu nggak akan tahu sebenarnya usaha kamu untung atau rugi.

Langkah konkret yang bisa kamu lakukan:

  • Sediakan buku khusus atau file Excel untuk mencatat transaksi harian.
  • Gunakan aplikasi gratis seperti Google Sheet atau aplikasi akuntansi sederhana untuk UMKM.
  • Biasakan mencatat langsung setelah transaksi terjadi, jangan ditunda.

Contoh Praktis

Misalnya kamu jualan minuman kekinian:

  • Pemasukan: Rp500.000 (hari ini terjual 50 cup x Rp10.000)
  • Pengeluaran: Rp200.000 (bahan baku, cup, es, listrik)
  • Keuntungan bersih: Rp300.000

Dengan catatan sederhana seperti ini, kamu bisa melihat tren keuangan setiap minggu atau bulan. Mau lebih rapi? Coba template budgeting yang sudah saya siapkan.

👉 Tips: Mulailah dari catatan sederhana. Jangan tunggu punya sistem canggih dulu, yang penting konsisten!

Cara Simple #2: Bedakan Pengeluaran Tetap dan Variabel

Pengeluaran Tetap vs Variabel

Ini sering diabaikan padahal krusial. Pengeluaran tetap adalah biaya yang harus dibayar tiap bulan tanpa peduli omzet (contoh: sewa tempat, gaji karyawan, listrik). Sedangkan pengeluaran variabel bergantung pada volume produksi/penjualan (contoh: bahan baku, ongkir, iklan).

Langkah konkret yang bisa kamu lakukan:

  • Buat dua tabel terpisah: satu untuk biaya tetap, satu untuk biaya variabel.
  • Hitung total biaya tetap tiap bulan → ini angka minimum yang harus ditutup dari omzet.
  • Analisis biaya variabel: mana yang bisa dihemat tanpa mengurangi kualitas produk.

Contoh Praktis

  • Biaya Tetap: Sewa Rp2 juta, gaji karyawan Rp1,5 juta, listrik Rp500 ribu → total Rp4 juta/bulan.
  • Biaya Variabel: Bahan baku Rp5 juta, iklan Rp1 juta, ongkir Rp500 ribu → total Rp6,5 juta/bulan.

Kalau omzet kamu Rp15 juta, berarti Rp10,5 juta habis buat biaya. Sisanya Rp4,5 juta bisa jadi laba kotor. Nah, angka ini yang harus terus kamu jaga supaya usaha tetap sehat.

Cara Simple #3: Sisihkan Tabungan Usaha

Kenapa harus menabung?

Banyak usaha kecil gagal bukan karena nggak laku, tapi karena nggak punya cadangan dana saat krisis. Dengan menyisihkan sebagian kecil omzet ke tabungan usaha, kamu punya dana darurat sekaligus modal pengembangan bisnis.

Langkah konkret yang bisa kamu lakukan:

  • Tentukan persentase tetap, misalnya 10% dari omzet masuk tabungan.
  • Buka rekening terpisah khusus tabungan usaha.
  • Gunakan dana ini hanya untuk kebutuhan penting: krisis atau ekspansi.

Contoh Praktis

Kalau omzet kamu Rp10 juta, langsung sisihkan Rp1 juta ke tabungan usaha. Bayangkan kalau kamu konsisten, dalam 1 tahun kamu sudah punya Rp12 juta cadangan modal. Itu bisa dipakai buat buka cabang kecil atau beli peralatan baru.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)

1. Apa kesalahan paling umum dalam mengatur keuangan usaha kecil?

Tidak memisahkan uang pribadi dan usaha. Ini membuat arus kas jadi kacau.

2. Bagaimana cara mencatat keuangan kalau saya nggak jago Excel?

Pakai aplikasi keuangan untuk UMKM atau mulai dengan buku catatan manual. Yang penting konsisten.

3. Berapa persen omzet yang ideal disisihkan untuk tabungan usaha?

Minimal 10% dari omzet. Kalau bisa lebih, makin bagus.

4. Kenapa harus memisahkan biaya tetap dan variabel?

Supaya kamu tahu “angka aman” untuk bertahan, sekaligus tahu biaya mana yang bisa ditekan.

5. Apakah saya perlu pakai software akuntansi berbayar?

Tidak wajib. Kalau omzet masih kecil, cukup pakai Excel atau Google Sheet. Software berbayar bisa dipertimbangkan saat skala usaha sudah lebih besar.

Penutup

Mengelola keuangan usaha kecil sebenarnya nggak serumit yang kamu bayangkan. Cukup dengan 3 langkah simple: catat semua transaksi, bedakan pengeluaran tetap dan variabel, serta sisihkan tabungan usaha, kamu sudah selangkah lebih maju dibanding banyak pelaku usaha lain.

Ingat, bisnis yang sehat adalah bisnis yang punya disiplin finansial. Jadi, jangan tunggu besok—mulai sekarang juga! 

👉 Mau lebih mudah? Langsung pakai template monthly budgeting yang sudah saya siapkan khusus buat kamu. 

Rekomendasi bacaan lain: