Cara Membuat Training Need Analysis TNA
Karyawan Makin Kompeten: Cara Jitu Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
Tingkatkan kompetensi karyawan, perusahaan perlu identifikasi kebutuhan pelatihan (Training Need Analysis atau TNA) yang tepat. Proses TNA yang akurat membantu perusahaan menyusun program pelatihan efektif dan relevan.
Analisis kebutuhan pelatihan adalah langkah krusial untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Dengan TNA, perusahaan dapat mengidentifikasi kesenjangan keterampilan (skill gap) dan merancang pelatihan yang sesuai.
Proses TNA umumnya melibatkan beberapa tahapan.
Pertama, identifikasi tujuan organisasi dan kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kedua, evaluasi kinerja karyawan saat ini untuk mengetahui kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki dengan yang diharapkan.
Ketiga, analisis penyebab kesenjangan, apakah karena kurangnya pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang tepat.
Keempat, penyusunan rekomendasi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan.
Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, hanya 40% perusahaan di Indonesia yang melakukan analisis kebutuhan pelatihan secara berkala. Angka ini menunjukkan masih banyak perusahaan yang belum menyadari pentingnya TNA dalam pengembangan SDM. Selain itu, pelaksanaan TNA secara efektif dapat meminimalkan pemborosan anggaran pelatihan.
"TNA itu investasi jangka panjang. Dengan TNA yang tepat, perusahaan bisa meningkatkan produktivitas dan daya saing," kata Dr. Maya Sari, pakar manajemen SDM dari Universitas Indonesia.
"Karyawan yang merasa diperhatikan dan difasilitasi untuk mengembangkan diri akan lebih termotivasi dan loyal pada perusahaan," tambah Rahmat Hidayat, Direktur HRD PT Maju Jaya Abadi. "Pelatihan yang tepat sasaran adalah kunci untuk meningkatkan kinerja individu dan tim."
Data dan Analisis
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tahun 2024, jumlah pelatihan vokasi yang diselenggarakan meningkat 15% dibandingkan tahun 2022. Namun, efektivitas pelatihan ini masih perlu ditingkatkan. Survei Kemnaker menunjukkan bahwa hanya 60% peserta pelatihan yang merasa keterampilan mereka meningkat signifikan setelah mengikuti pelatihan.
Data dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menunjukkan bahwa 70% perusahaan mengeluhkan kurangnya tenaga kerja terampil di bidang teknologi informasi (TI). Hal ini menunjukkan perlunya fokus pada pelatihan TI untuk memenuhi kebutuhan industri. Selain itu, laporan World Economic Forum (WEF) tahun 2023 menyebutkan bahwa keterampilan yang paling dibutuhkan di masa depan adalah pemecahan masalah kompleks, berpikir kritis, kreativitas, dan kecerdasan emosional.
Tingkat partisipasi perusahaan dalam program pelatihan yang diselenggarakan pemerintah, seperti program Kartu Prakerja, juga masih rendah. Data dari Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP) menunjukkan bahwa hanya 30% perusahaan yang terlibat dalam program ini pada tahun 2023.
Latar Belakang & Konteks
Isu TNA menjadi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir karena perubahan lanskap bisnis yang cepat. Teknologi baru muncul dengan cepat, dan perusahaan perlu memastikan bahwa karyawan mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan perubahan ini.
Pandemi COVID-19 juga mempercepat transformasi digital dan menuntut perusahaan untuk berinvestasi lebih banyak dalam pelatihan daring (online training). Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelatihan Kerja juga menekankan pentingnya TNA dalam penyusunan program pelatihan.
Faktor penyebab utama kurangnya implementasi TNA yang efektif adalah kurangnya pemahaman, sumber daya, dan komitmen dari manajemen. Banyak perusahaan masih menganggap pelatihan sebagai biaya, bukan investasi.
Implementasi TNA yang efektif diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia dan daya saing perusahaan. Pemerintah dan pihak terkait perlu terus mendorong perusahaan untuk melakukan TNA secara berkala dan menyusun program pelatihan yang relevan.
Dengan TNA yang baik, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di era digital ini. Investasi pada pelatihan adalah investasi pada masa depan perusahaan.